6:59 PM

Setahun Lalu, dan Kini...

Hampir setahun yang lalu, saya menulis tentang Sunar, FLP, dan Obama. Kejadian itu terus terngiang, teringat jelas! Setiap saya melintas di Jalan Terusan Arjuna samping Tol Kebon Jeruk. Beberapa saat saja, mungkin hitungannya bisa menjadi kurang beberapa puluh menit saja, dari peristiwa yang membuat semua berubah luar biasa.

Saya tidak pernah bercerita, kalau sebelum Musyawarah Cabang FLP Jakarta itu, ada peristiwa yang mahapenting. Saya harus menuntun sepeda motor besar lagi berat, diiring oleh bidadari berhelm dua. Maksudnya, membawa helm dua. Satu bengkel, menyerah… terpaksa dituntun lagi.

Huah…

Terbayang keringat terus mengucur. Tidak deras, tapi banyak. Apalagi warna kaos, celana, dan jaket semua sama. Hitam! Begitulah, hitam-hitam… dalam rangka perkabungan seumur hidup atas kematian banyak nurani. Juga sebagai bentuk perlawanan pada ‘keputihan’. Bukan pek tay, tapi arus deras pembalikkan makna. Hitam bisa jadi putih, putih bisa jadi abu-abu…

Dan hampir satu kilo meter saya menuntun sepeda motor. Alhamdulillah ketemu Mas Sunar yang baik hati, sopan, giat bekerja, dan moga-moga rajin menabung. Allah mengirimkan Mas Sunar untuk memperbaiki motor saya. Begitulah kalau ahlinya, dioprek sedikit saja, breeemmm…. Bunyi lagi, jalan lagi!

Di Taman Ismail Marzuki, 18 Januari 2009 sudah berkumpul banyak orang. Anggota FLP Jakarta, peserta Muscab. Tampak pula Irfan Hidayatullah dan Rahmadiyanti, Ketua dan sekjen FLP Pusat. Semua berjalan sebagaimana mestinya. Hingga sesi pencalonan yang membuat nama saya ada di antaranya.

Saya tidak pernah menyangka, di luar perhitungan dan dugaan sama sekali. Manakala hampir secara mutlak saya memenangi pemilihan ini. Resmilah sejak sore itu, saya menjadi Ketua FLP Jakarta. Komunitas penulis muda yang idealis dan militan. Innalilahi wa inna ilaihi raji’un….

Penulis itu dilahirkan atau dibentuk? Saya tidak mau berdebat. Karena bakat lebih sering dikalahkan oleh kerja tekun, kerja keras, dan belajar tak kenal lelah. Demikian pun penulis. Siapa yang menyangka Asma Nadia akan memiliki nama besar, Habiburrahman el Shirazi, Helvy Tiana Rosa. Mereka besar karena karyanya, karena kerja keras dan tak kenal lelahnya.

Tugas besar dan berat saya, mengantarkan teman-teman anggota FLP Jakarta menjadi penulis yang besar. Ya karyanya, ya manfaatnya. Alhamdulillah mulai ada.

0 komentar:

Post a Comment