6:58 PM

Pak Ketuplak Ketipung Ecrek Ecrek

Saya sangat yakin, potensi bila dikasih peluang dan amunisi akan menjadi luar biasa. Dan keyakinan saya tidak salah, setidaknya untuk kasus kepanitiaan Studium Generale Angkatan -14 FLP Jakarta, 17 Januari 2010 di UNJ. Kampus yang dulu bernama IKIP Jakarta, dan saya baru tahu lagi, (setelah mengetahui ada kampus PGSD UNJ di Setia Budi, Jakarta Selatan) ternyata ada kampus B di Pulomas selain kampus A di Rawamangun ini.

Kepanitiaan ini dibentuk dengan sangat sederhana, siapa mau, siap, dan bersedia, silakan tunjuk tangan. Sebuah tradisi sederhana yang sedang dikembangkan di FLP Jakarta. Mampu menyuguhkan kerja besar, menghadirkan penulis-penulis besar, menjamu ratusan tamu, dan memberi makna pada pertemuan itu. Dalam sebuah lingkaran kecil di teras Masjid Amir Hamzah, Taman Ismail Marzuki, kepanitiaan pun dengan cepat dan mudah terbentuk. Cukup tunjuk tangan…

Seperti ketika saya membuat kabinet kecil di FLP Jakarta. Sok siapa yang mau jadi sekretaris, bendahara, kaderisasi, dll… Saya hanya ingin mengatakan dengan tradisi kecil ini, FLP Jakarta ini bukan milik ketua, bukan milik orang per orang, tapi milik bersama. Maka, dia tidak bisa dipersonalkan, tidak bisa diidentikkan, dan tidak bisa dibebankan tanggung jawabnya pada satu atau dua orang saja. FLP Jakarta adalah milik bersama, milik anggotanya dari zaman jebot sampai zaman jenggot.

Kalau kali ini ada beberapa orang yang menjadi pengurus, maka itu adalah kehormatan. Tidak semua orang mendapat kehormatan. Tidak semua orang mendapat kesempatan menjadi terhormat. Justru sebaliknya, banyak kasus yang menjatuhkan martabat dengan menjual kehormatan, menggadaikan kehormatan, atau memilih jalan menjadi tidak terhormat. Berbahagialah teman-teman yang mendapat kehormatan ini…

Setahun bukan waktu yang pendek. Dan hari ini, 18 Januari 2010, genap saya setahun menjadi Ketua FLP Jakarta. Belum banyak yang saya lakukan, apa yang terjadi, apa yang sudah dicapai, semata-mata karena banyak tangan teman-teman. Kehangatan dan dedikasi mereka luar biasa. Tanggung jawab dan militansinya mengagumkan. Saya merasa terhormat menjadi teman-teman ini, saya merasa bangga menjadi bagian dari kehangatan teman-teman ini, saya merasa menjadi manusia bersama mereka. Saya belajar banyak sekali…

Plak ketiplak ketipung, ecrek… ecreeeek…

Penampilan tim rebana teman-teman adalah puncak keharuan saya! Saya pikir inilah hadiah terindah sepanjang saya mengurusi FLP Jakarta. Campur baur rasa saya, semua bermuara satu rasa… terima kasih yang tak terhingga dan kesyukuran pada Tuhan atas semua ini. Sebuah episode hidup yang warnanya bak pelangi di ujung senja yang saya jumpai dalam perjalanan pulang dari Studium Generale Angkatan 14 FLP Jakarta di UNJ hari itu.

Terima kasih semuanya…

0 komentar:

Post a Comment