7:10 PM

Sebuah Keluarga; FLP Jakarta

Feb 4, '09 10:39 PM
untuk


Melihat gambar di sebelah ini, saya tersenyum sendiri. Ini hanya salah satu efek dari hanya tiga huruf itu. FLP. Dala yang pengacara, dengan seabrek pengalamannya melintas Eropa. Echa, anak jebolan pesantren besar di Ulujami, Jakarta yang kini giat mengajar. Astri yang ternyata anak gunung dan bekerja di sebuah perusahaan otomotif besar. Era alumni sastra Prancis yang penerjemah di sebuah kelompok media besar di Jakarta, serta Anisa yang dosen arsitektur lulusan universitas terkemuka di Yogyakarta. Menyatu dalam satu ruh bernama FLP Jakarta.

Sekali lagi ini salah satu, bagian kecil, remah-remah dari sebuah kebesaran anugerah Allah melalui komunitas pengkaderan penulis ini. Kepada para perintis dan pendiri Forum Lingkar Pena, Mbak Helvy Tiana Rosa, Mbak Asma Nadia, dan Mbak Mutmainah, sungguh tak terhingga terima kasih ini. Ruh FLP adalah dakwah bil qalam, menyebarkan kebaikan melalui tulisan. Ruh yang kini tak hanya menyatukan hati-hati para anggota FLP, tapi ruh yang terus membara dalam segala metamorfosa karya.

Zaenal Radar T, Tary, Sokat Rahman, dan beberapa teman FLP Jakarta telah merambah dunia layar kaca. Menulis untuk tayangan drama dengan berbagai turunannya. Kata-kata telah bermetamorfosa menjadi gambar hidup yang menyebar lebih jauh, menuju ruang-ruang keluarga di seluruh penjuru nusantara. Selalu ada ruh dalam karya mereka, mencerahkan dengan gambar-gambar yang menghibur.

Arul Khan, Asa Mulchias, dan beberapa teman lain begitu giat merangsek dunia buku. Merambah buku-buku anak, remaja, hingga dewasa. Fiksi dan nonfiksi. Tidak penting lagi apakah nama akan menjadi besar dan popular. Karena dalam menulis, élan menyebarkan kebaikan itu, tak pernah mengajari pentingnya nama besar. Siapa pun namamu, hendaklah kebaikan saja yang kau sebarkan. Berpuluh bahkan beratus buku telah ditulis, tidak untuk sebuah nama besar, tapi untuk sebuah upaya menyebarkan nilai-nilai baik.

Ada sosok seperti Hasif dan Arya, anak FLP Jakarta yang memilih berada di balik karya-karya besar itu. Menjadi praktisi di penerbitan, menjadi editor, untuk menggawangi lalu lintas karya yang mengarus liar, agar hanya yang baik dan membawa manfaat saja, menjadi bahan bacaan yang hadir ke tangan-tangan pembaca. Menjadi penerjemah, mengaruskan lautan ilmu yang tak kunjung habis digali. Menjadikan dekat, memudahkan orang memahami, agar kebaikan semakin dekat seperti kerabat.

Hanya tiga huruf saja, FLP. Dan FLP Jakarta hanya bagian dari FLP yang besar dan tersebar dengan anggota ribuan. FLP memang terus memuai, membesar, dan menyebar. Teruslah memuai, tapi tak melengkung dan patah karena terpanasi. Teruslah membesar, bukan untuk nama besar. Dan teruslah menyebar, menyebarkan kebaikan, menyebarkan kemaslahatan. Karena FLP bukan sekadar komunitas penulisan, tapi sebuah kekeluargaan yang bernilai. FLP adalah nilai. Nilai yang terus mendekat kepada pada Sang Maha Penilai. Amien.

0 komentar:

Post a Comment