6:51 PM

Copy Paste, Mungkinkah?

Copy Paste, Mungkinkah? Nov 4, '10 4:21 AM
untuk

Membaca adalah pekerjaan sehari-hari saya. Setidaknya karena pekerjaan saya mengharuskan saya terus membaca. Membaca naskah orang-orang yang masuk ke meja saya (masih banyak yang mengirimkan naskah dengan copy print out) atau yang masuk ke file imel redaksi. Membaca menjadi hal yang tak terhindarkan barang satu hari saja.


Tambahan lain, saya masih membaca buku-buku yang saya suka. Setidaknya saya lakukan di waktu senggang, baik di akhir pekan atau menjelang tidur. Kemudian saya pastikan mengupdate dan mengupgrade pengetahuan umum saya melalui media internet yang memungkinkan saya tahu banyak informasi dengan sekali klik atau hanya dengan sekali menekan tombol enter.

Jadi sedikit banyak saya tahu, kalau ada naskah yang sekadar comot sana sini, copy paste dari berbagai situs, kemudian datang ke hadapan saya. Percayalah, saya tidak akan pernah menganggap itu naskah! Tapi sampah! Sungguh ini penistaan terhadap hak kekayaan intelektual orang lain. Walaupun pelakunya adalah orang yang dididik secara intelek di kampus... tidak peduli!

Jujur saja, saya marah!

Tapi jangan membayangkan kemarahan saya adalah muka yang merah, lalu kalimat keluar dari mulut saya melengking-lengking, tangan berkacak di pinggang atau jari telunjuk saya menunjuk orang yang bersangkutan. Tidak... Kemarahan memang milik semua orang, manusiawi. Tapi tentu ada cara mengelola marah yang baik.

Bila engkau marah sambil berdiri maka duduklah, demikian kata Nabi. Rendahkah suaramu... Ubah posisimu, ubah paradigma pandangmu, ubah jadi energi positif. Begitu yang saya tangkap dan artikan. Saya memilih yang ini. Maka saya pun berusaha sedemikian rupa, mengelola rasa marah saya. Salah satunya, saya tidak pernah menganggap naskah itu ada! Dan marah saya pun sirna bersama anggapan itu...

Kenapa sih harus begitu?

Hargailah karya orang lain. Jangan menjadi maling hanya karena malas menuliskan kembali. Menyebutkan sumber tulisan... Apa sulitnya sih mengolah data dari begitu mudahnya mengakses berbagai referensi yang tinggal klik itu? Bukankah teknologi sudah memudahkan kita. Tapi bukan berarti kita menganggap bahwa sekadar copy paste adalah lumrah!

Ini berkait dengan nurani...

Kejujuran berkreasi. Sejarah mengajarkan, betapa nistanya orang-orang yang tak jujur dalam dunia intelektual. Karya tulis salah satunya. Teringat saya pada seorang doktor di Bandung, pada Eko Ramadhita... dan pada banyak lagi. Sungguh, jangan dustai saya dengan naskah seperti itu... menyakitkan hati! Bukan hanya hati editor, tapi hati pemilik tulisan itu, hati pembaca, dan tentu saja hati orang tua yang telah menyekolahkan dengan penuh harap, anaknya menjadi seorang yang terhormat karena kejujuran dan intelektualitasnya...

Apa saya akhirnya harus percaya anggapan ini, orang jujur kian susah dicari... Mari jadi diri sendiri, mengeksplorasi daya intelektual kita sebagai rasa syukur kepada Tuhan. Saya berpikir, copy paste karya orang lain, kemudian menjadikannya sebagai karya sendiri, termasuk pengkhianatan terhadap syukur nikmat... Wallahu ’alam

0 komentar:

Post a Comment