6:43 PM

Jangan culas!

Konon setiap kali keluarga besar ibuku berkumpul di waktu kecil dulu, ibu sering memerhatikan satu persatu tingkah laku keponakannya. Memang tampaknya sepintas lalu, tapi beliau sebetulnya sedang merekam beberapa perilaku para keponakannya yang banyak itu ketika bermain denganku.

”Nanti kalau habis main diberesin lagi ya…” pesannya.

Alhasil, setelah puas bermain… tentu dengan koleksi mainanku, mereka akan meninggalkannya dalam keadaan berantakan. Dan akulah yang akan membereskannya. Tetap dengan tenang, dan mungkin masih tersisa rasa senang. Entahlah, apakah elan berbagi waktu itu sudah mulai sublim dalam diriku... aku tak tahu.

Dan ketika selesai membereskan mainan... sering kali koleksi mainanku itu tercecer. Kurang komplit, ada bagian yang hilang... Maka aku pun akan mencarinya sampai ketemu hingga kolong dan tempat tersembunyi lainnya. Selalu demikian, tidak sekali dua kali. Kadang ketemu, kadang nggak ketemu...

Sedih? Tentu saya sedih...

Menangis? Beberapa kali saya menangis. Terutama bila mainan itu adalah mainan kesukaanku. Tentu aku masih kecil waktu itu. Paling menyedihkan adalah manakala mainan itu bukan saja tidak komplit, tapi hilang...

Hilang itu bisa berarti diambil dengan tenang dan riang gembira. Tapi mengambilnya diam-diam, tanpa pernah ada kalimat untuk meminta. Bahasa lainnya adalah mengambil milik orang lain dengan sengaja tanpa seizin pemiliknya. Masih banyak padanan lain dari perilaku tidak terpuji seperti ini.

Ibuku memilih membawaku ke toko mainan lagi untuk memilih mainan sesukaku, atau bila tidak memungkinkan, ibuku akan membawakan mainan yang sama pada hari berikutnya.

”Biarin aja, nanti kamu dapat penggantinya yang lebih bagus...” kata ibu setiap kali aku kehilangan mainan atau barang kesukaanku. Nyatanya memang iya... ”Kamu nggak boleh begitu ya...” ujarnya lagi.

Aku terus mengingat kalimat ini sampai hari ini. Kalimat yang sudah terucap puluhan tahun silam. Saat ibu masih sehat, segar, dan tak ada slang ventilator di mulutnya yang mulia itu...

0 komentar:

Post a Comment